Februari 28, 2011

5 JURUS MENDETEKSI PELUMAS PALSU

   Bisnis pelumas sangat mirip bisnis racik-meracik cocktail ala bartender dengan penggunaan bahan yang sebagian besar sudah di sediakan oleh supplier minuman. Selain citarasa, harga minuman sangat menentukan penerimaan pasar/pelanggan pada produk yang di tawarkan. Sedangkan hiasan pada penyajian minuman dan atraksi lempar botol dari bartender adalah seni menjual dalam menarik minat calon pelanggan.

Pelumas dibuat dari base oil dan additive package, penggunaan base oil jenis sintesa menambah gelar pelumas menjadi pelumas sintetis atau synthetic lube oil. Virgin base oil adalah bahan dasar pelumas (base oil) yang yang belum pernah di pakai sebelumnya, dengan kata lain bukan merupakan hasil proses daur ulang pelumas bekas pakai. Penggunaan base oil dari sumber nabati dan hewani semakin memungkinkan dengan kian tingginya harga minyak bumi.

Harga pelumas kian mahal dari hari ke hari sejalan tren kenaikan bahan baku dan naiknya biaya proses produksi. Untuk itu para juru beli di perusahaan (procurement) ditantang mencari produk berkualitas dengan harga sesuai budget. Petualangan procurement department mungkin saja berakhir pada suatu merk abal-abal dengan kualitas sebatas kata brosur buatan produsen pelumas itu sendiri. Tanpa equipment builder approval — lulus uji coba dari produsen mesin/peralatan industri, tanpa dukungan teknis, apalagi produk tersebut memiliki nama kebarat-baratan/asing tapi hanya beredar di pasar Indonesia. Atau merk ternama dengan harga lebih murah dari agen penjualan resmi.


Mohon maaf tidak ada istilah KW1 atau KW2 pada bisnis pelumas, yang ada hanya pelumas berkualitas standar produsen atau pelumas palsu. Lagi-lagi mesin dan peralatan produksi yang jadi objek penderita demi menengahi argumentasi harga vs kualitas pelumas. 

Asli atau "Aspal"-kah Pelumas Anda? Mendeteksi keaslian pelumas tidaklah sulit tapi perlu beberapa pengetahuan dasar pola bisnis pelumas: 

1. Periksa dokumen pelumas.


   Pelumas memiliki sertifikat kelahiran dengan nama "batch number" yang memuat informasi kapan dan dimana     pelumas itu buat. Penamaan pelumas oleh produsen menggunakan "product code" berupa nomor khusus yang merupakan sandi rahasia formulasi pelumas. Khusus untuk Indonesia, terdapat NPT— Nomor Pelumas Terdaftar untuk masing-masing jenis pelumas. 

2. Periksa kemasan.


   Untuk drum perhatikan cap seal besar dan kecil, bentuk, cetakan logo, warna cat, huruf, dan keutuhan bentuk drum. Beberapa produsen pelumas menggunakan tinta dan cat khusus yang akan luntur saat terkena pelumas, hal ini merupakan antipasi produsen terhadap penyalahgunaan dan penggunaan kembali kemasan tersebut oleh pihak lain. 

3. Jalur distribusi.

    Certificate of origin (Asli atau copy dgn approval) dapat diminta kepada principal atau produsen pelumas. Surat keagenan resmi serta dukungan purna jual dari dealer dan principal/produsen merupakan standar kelengkapan supplier pelumas berkualitas. 

4. Uji Pelumas — test dasar tanpa alat bantu.
   Pengambilan contoh pelumas secara acak dapat dilakukan, kemudian secara visual dibandingkan contoh pelumas jenis yang sama dari pengiriman terdahulu. 

5. Onsite Analysis.
    Peace of Mind, bila jabatan dan masa kerja Anda terlalu mahal untuk dipertaruhkan. Selain anggaran belanja pelumas yang besar serta terlalu mahalnya resiko downtime produksi. Portable FT-IR menjadi pilihan terdepan dibanding metode lain, dimana tiap pelumas dan fluida memiliki finger-print unik. Para pemalsu pelumas semakin pintar dengan menggunakan pelumas dengan karakteristik yang persis sama tapi dari merk yang lebih murah. Dijamin hasil test viscosities, TBN/TAN akan sama … luar biasa. 









QA/QC Pada Bulk Oil Supply
Bulk oil supply menjadi pilihan baru dimana harga lebih bersaing, bebas limbah kemasan, dan rapi dalam handling-nya. Sekali lagi kualitas pelumas menjadi kebutuhan mendasar. Onsite test plus particle test semakin penting mengingat resiko kontaminasi dan "out of spec" tetap mengancam.

Pelumas merk ternama dengan approval equipment builder memberikan jaminan kualitas produk pelumas. Tapi tidak menjamin suksesnya proses pelumasan, masih banyak faktor-faktor lain seperti: contamination management, beban dan suhu kerja, skill dari engineer, dsb.

Februari 24, 2011

Sedikit Penejelasan Tentang Rig


Rig pengeboran adalah suatu bangunan dengan peralatan untuk melakukan pengeboran ke dalam reservoir bawah tanah untuk memperoleh air, minyak atau gas bumi, atau deposit mineral bawah tanah. Rig pengeboran bisa berada di atas tanah (on shore) atau di atas laut/lepas pantai (off shore) tergantung kebutuhan pemakaianya.










Gambar Rig Offshore                                                                                          Gambar Rig OnShore
 Walaupun rig lepas pantai dapat melakukan pengeboran hingga ke dasar laut untuk mencari mineral-mineral, teknologi dan keekonomian tambang bawah laut belum dapat dilakukan secara komersial. Oleh karena itu, istilah "rig" mengacu pada kumpulan peralatan yang digunakan untuk melakukan pengeboran pada permukaan kerak bumi untuk mengambil contoh minyak, air, atau mineral.

Rig pengeboran minyak dan gas bumi dapat digunakan tidak hanya untuk mengidentifikasi sifat geologis dari reservoir tetapi juga untuk membuat lubang yang memungkinkan pengambilan kandungan minyak atau gas bumi dari reservoir tersebut.

Rig pengeboran dapat berukuran:
  • Kecil dan mudah dipindahkan, seperti yang digunakan dalam pengeboran eksplorasi mineral
  • Besar, mampu melakukan pengeboran hingga ribuan meter ke dalam kerak bumi. Pompa lumpur yang besar digunakan untuk melakukan sirkulasi lumpur pengeboran melalui mata bor dancasing (selubung), untuk mendinginkan sekaligus mengambil "bagian tanah yang terpotong" selama sumur dibor. katrol di rig dapat mengangkat ratusan ton pipa. Peralatan lain dapat mendorong asam atau pasir ke dalam reservoir untuk mengambil contoh minyak dan mineral; akomodasi untuk kru yang bisa berjumlah ratusan. Rig lepas pantai dapat beroperasi ratusan hingga ribuan kilometer dari pinggir pantai.

Februari 17, 2011

MACAM MACAM ALAT PENOLONG DI KAPAL

Menurut SOLAS (Safety Of Life At Sea), Chapter III, jumlah alat-alat penolong yang harus ada di kapal yaitu :
1. Life Boat (sekoci penolong)
untuk kapal barang adalah 100% dari jumlah pelayar
untuk kapal penumpang sejumlah yang cukup untuk 50% dari jumlah pelayar pada setiap sisi
di bawah ini contoh gambar life boat





2. Life Raft (Rakit Penolong)
untuk kapal barang adalah sejumlah yang cukup untuk 50% dari jumlah pelayar
untuk kapal penumpang sejumlah yang cukup untuk 25% dari jumlah pelayar pada setiap sisi





3. Life Buoy (Pelampung Penolong)
untuk kapal barang minimal 8 buah
untuk kapal penumpang tergantung dari panjang (p) kapal :
- p < 200 ft minimal 8 buah
- p 200 ft s.d.400 ft minimal 12 buah
- p 400 ft s.d 600 ft minimal 18 buah
- p 600 ft s.d.800 ft minimal 32 buah
- p > 800 ft minimal 32 buah

4. Life Jacket (Rompi Penolong)
satu buah untuk tiap pelayar ditambah untuk anak-anak, suatu jumlah yg cukup oleh Administrator





5. Buoyant Apparatus (alat - alat apung lainnya)
untuk kapal penumpang adalah sejumlah yang dapat menampung 3% dari jumlah pelayar




Februari 11, 2011

pemeliharaan yang dilakukan untuk mencegah metal loss baik di bawah maupun di atas permukaan air


Pertanyaan 1 :

Kalau suatu platform telah dilakukan inspeksi wall thickness, aktifitas pemeliharaan apa saja yang bisa dilakukan untuk mencegah metal loss baik di bawah maupun di atas permukaan air? Apakah aktifitas pemeliharaan tersebut sama untuk seluruh bagian platform (member/joint/pile misalnya) dan bagaimana pula pengaruh marine growth terhadap metal loss, apakah bisa terjadi efek saling meniadakan (penebalan vs penipisan)? Atau justru malah men-drive losses yang lebih agresif?

Pertanyaan 2 :

Dengan terukurnya penipisan yang terjadi, sampai kapan platform tersebut  dapat dipakai? Apakah kekuatan angin, arus laut (dan arahnya) serta beban  yang diderita platform masih dalam toleransi yang dibolehkan pada saat  desain. Apakah gaya yang bekerja pada platform pada saat desain  berdasarkan asumsi yang keliru atau kondisi desain dan kondisi operasi  berbeda. Apakah data oceano-meteorologinya sudah berubah. Apakah data  gempa di wilayah tersebut sudah diperbaharui.
Marine growth (karang) yang terbentuk pada kaki platform apakah tidak  mengakibatkan gaya yang diakibatkan oleh arus laut menjadi terlampau besar  sehingga perlu dilakukan pembersihan (sebagian atau seluruhnya)?


Tanggapan 1 :

Biasanya, bagian atas permukaan air harus di-painting sesuai spec. sedangkan bagian bawah permukaan air pakai Cathodic Protection (Sacrificial Anode or Impressed Current). Pemakaian Cathodic Protestion sama saja untuk setiap bagian karena pengaruh CP adalah untuk luasan yang terproteksi,.

Mengenai marine growth, tidak ada pengaruhnya pada metal loss tapi berpengaruh pada wave loading, sehingga dalam design ketebalan marine growth ditentukan terlebih dahulu. Ketebalan marine growth harus selalu dipantau agar tidak melebihi ketebalan desain. Apabila ada metal loss dan marine growth jelas tidak ada efek saling meniadakan karena marine growth hanya mempengaruhi drag coeficiennya.

Tanggapan 2 :

Kalau di perkapalan, daerah yang tidak langsung berhubungan dengan air cukup di paint dengan conventional paint. Sedangkan untuk daerah di bawah permukaan air (underwater area), biasanya di-painting pake antifouling atau SPC paint, selain itu juga dipasang ICCP (Impressed Current Catodic Protection).  Pemakaian ICCP anodes tergantung dari profiles dan operating conditions. Adapun jenus ICCP anodes yang dipakai yaitu :
  1. Linear Anodes, biasanya dipakai untuk kapal-kapal besar seperti halnya FPSO, VLCC maupun ULCC.
  2. Elliptical Anodes, sangat baik untuk daerah hull.
  3. Circular Anodes, biasanya dipasang untuk daerah-daerah yang bentuknya flat seperti di daerah hull.
  4. Linear Loop Anodes, biasanya untuk luasan yang kecil

Tanggapan 3 :

Apabila platform tersebut floating, maka sebaiknya maintenance untuk bagian bawah permukaan air laut  menggunakan floating deck. Itu akan lebih baik dan maksimal hasilnya sebab maintenance yang paling sulit adalah maintenance struktur yang ada di bawah air laut. Salah satu yang besar pengaruhnya adalah korosi dan marine growth (karena bahayanya sampai-sampai IMO mengeluarkan semacam buletin yang khusus membahas tentang marine growth tersebut).

Tapi apabila platform tersebut fix, paling yang bisa dilakukan adalah pencegahan korosi type ICCP (Impressed Current Cathodic Protection). Caranya sederhana, di ASME banyak dibahas. Ada juga yang menggunakan sacrificial anode (aluminium anode & zinc anode), dalam hal ini batas waktu atau life time dari zinc atau aluminium tersebut per square meters perlu dihitung.

Salah satu cara agar marine growth tidak banyak menempel saat mau launching platform adalah mengecatnya dengan anti fouling dan kemudian selama 2 jam disiram dengan air. Hal ini dapat mengurangi munculnya marine growth. Tapi apabila platfrom sudah fix ditengah laut, mungkin akan susah untuk dilakukan pengecatan.

Umur offshore platform tidak dapat ditentukan visual dengan mata karena banyak "tempelan" di leg-nya, tapi ditentukan oleh environment condition yang dipergunakan sebagai benchmark saat pre-design oleh engineer. Biasanya yang dicerna dalam environment condition adalah limit di mana dalam satu-satuan waktu akan terjadi kondisi tertentu (extreme condition), di situlah strength calculation dari structure akan bicara (melawan atau runtuh ?), bisa 100 years storm, 1 years storm or else.

Marine growth yang menempel akan memberikan effect yang signifikans kala hal tersebut menempel di kapal-kapal karena salah satu penghitungan HP atau speed dari kapal ada fungsi resistant (di mana dalam resistent ada fungsi tahanan karena bodi kapal yang tidak smooth).  Untuk fix platform hal ini tidak terlalu berpengaruh, sebab design sudah ditentukan lifetimenya, dengan attachment pada kondisi extreme. Ketebalan pelat yang ditentukan saat pre-design, sudah mengandung fungsi (k) dimana fungsi k tersebut merupakan faktor korosi + marine growth (engineering sense)

Tanggapan 4 :

Berdasarkan desain yg pernah kami lakukan (di tempat kerja sebelumnya) bahwa data site yg diperlukan sewaktu proses desain adalah data kondisi 100 thn mundur dari saat ide proyek muncul. Di sini akan kelihatan trend dari kondisi site tsb, termasuk gempa, topan/badai, marine growth, dsb.

Data ini akan dievaluasi oleh masing-masing disiplin termasuk geologi, struktur, material, proses, piping, dll, dan kemudian dituangkan dalam suatu "project design". Kalau  "lifetime" yg diinginkan dari suatu platform adalah 30 thn maka dibuatlah suatu desain proyek utk 30 thn. Artinya, platform tsb hanya berumur 30 thn dan digunakan hanya utk selama 30 thn saja. Proposal ini dikaji nilai ekonomisnya. Kalau dinilai layak (untung), proyek dilanjutkan. Kalau tidak, maka proyek dihentikan. Kalau platform tsb sdh berumur 30 thn, ya.. hrs terima kenyataan bhw instalasi tdk bisa dipakai lagi. Jangan diharapkan bahwa umur platform bisa di-eksten (ditambah) hingga menjadi 40 thn/lebih. Kalau ternyata kelak kemudian hari dinilai masih bernilai ekonomis, buat platform baru...

Kalau marine growth dibersihkan, akan meninggalkan bekas/ruang dan kerapuhan pada material struktur. Kerapuhan ini akan dgn cepat diisi marine growth berikutnya dan akan sangat rentan (brittle) terhadap hentakan ombak. Satu hal, pembersihan menyebabkan penipisan tebal struktur karena proses kimia antara marine growth dgn material struktur juga ikut terbuang. Kalau ada ombak sedikit besar, bukan tidak mungkin platform akan rubuh. Saran dari beberapa rekan-rekan ahli, biarlah marine growth ada disana sampai masa akhir pemakaian platform. Perusakan/pertumbuhan marine growth berlangsung secara gradien lambat laun dan alami, tidak drastis.

Perbaikan suatu instalasi yg memang sudah uzur (bukan maintenance job) hanya akan memunculkan persoalan baru dan tambahan biaya. Tapi kalau upaya perpanjangan umur hanya utk beberapa waktu singkat (2-3 thn) sambil menunggu pengerjaan pembuatan patform baru, hal ini bisa saja dilakukan. Lebih dari itu, akan sangat tidak efektif dan memiliki tingkat resiko bahaya yg tinggi.

Utk maintenance platform, menurut saya ikutilah prosedur maintenance yg sudah diberikan "engineers" anda sewaktu proses desain. Routine and preventive maintenance perlu dilaksanakan sesuai aturannya, "penghematan" memang perlu tapi tidak utk maintenance...

Tanggapan 5 :

Kondisi oceano-meteo 100 tahunan yang cukup ekstrim berarti kondisi  ekstrim tersebut kemungkinannya terjadi sekali selama 100 tahun  (kemungkinannya 1% atau 1/100). Bukan berarti hanya akan terjadi 100 tahun  lagi atau setiap 100 tahun, mungkin saja terjadi tahun depan atau pada  tahun di mana platform dimaksud beroperasi. Tapi kemungkinannya tetap 1%.  Sedangkan kondisi tahunan kemungkinannya adalah 100% atau 1/1 akan  tercapai pada tahun ini dan tahun-tahun berikutnya, karena kondisi  oceano-meteo didasari oleh kondisi rata-rata tahunan. Dengan demikian bila platform didesain untuk 30 tahun misalnya biasanya kondisi oceano-meteo  yang digunakan umumnya tetap saja kondisi 100 tahunan yang memiliki  kemungkinan terjadinya sebesar 1%, bukan kondisi oceano-meteo 30 tahun  yang memiliki kemungkinan sebesar 3.3% (1/30). Dengan adanya perubahan  cuaca dunia yang berubah dengan cepat pada tahun-tahun terakhir, bisa saja  data oceano-meteo untuk wilayah tertentu berubah bila dibandingkan dengan  data yang dipakai pada saat desain.

Peta gempa juga bisa berubah. Peta gempa yang umumnya dipakai sebelum 5  tahun lalu adalah peta gempa yang dibuat puluhan tahun lalu. Seingat saya gempa di Sulawesi beberapa tahun lalu serta tiadanya gempa yang berarti di  laut Jawa sudah merubah peta gempa kita sehingga faktor keamanan untuk  beberapa tempat di selat Makasar perlu dinaikkan sebaliknya faktor  keamanan di laut Jawa dapat diturunkan. Peta gempa yang baru untuk  Asia Tenggara sudah dimasukkan dalam SNI tentang anjungan lepas pantai dan  Indonesia sedang mengajukan kepada ISO untuk dapat diterima sebagai  regional annex.

Sementara itu pertumbuhan karang tidak bersifat linier. Pada suatu saat  karang yang tumbuh dan karang yang rontok dikikis oleh arus laut jumlahnya  sama sehingga ketebalan karang yang menempel pada kaki platform akan  relatif tetap.Tapi ketebalan karang yang terbentuk sudah mengakibatkan  tambahan gaya pada kaki platform yang mungkin sudah melebihi gaya yang  dibolehkan pada saat desain. Untuk itulah perlu dilakukan pembersihan  walaupun mungkin hanya sebagian dan harus dilakukan secara periodik.

Pertimbangan di atas sering kali harus dilakukan untuk mengevaluasi usia  pakai platform misalnya mengingat usia lapangan yang masih harus  berproduksi lebih lama dari yang diasumsikan pada saat desain (karena  cadangan hidrokarbonnya lebih besar dari pada yang diduga semula atau  karena dijumpai masalah untuk memproduksikan hidrokarbon dengan laju  produksi yang diasumsikan pada saat desain). Umumnya pengurangan beban  pada plaform sehingga titik minimum dilakukan untuk memperpanjang usia  pakai plaform yang dimaksud selain melakukan tindakan untuk menjaga  kondisi platform yang ada selama mungkin. Pertimbangan inipun selalu  dilakukan sebelum akhirnya diputuskan untuk mengganti dengan platform  baru. Saya tidak ingin membahas lebih jauh dengan CAPEX (investasi untuk  platform baru) dan OPEX (biaya maintenance yang termasuk dalam biaya  operasi). Bila usia pakai platform tidak dapat diperpanjang, alternatif  lain adalah workover bahkan menambah sumur baru untuk meningkatkan laju  produksi atau dipasang sea line baru kearah platform lain yang masih  memiliki usia pakai lebih panjang dan kapasitas berlebih; dengan demikian  biaya yang dikeluarkan relatif akan lebih kecil dibandingkan dengan membangun platform baru. Seringkali sebagai pengguna harus memutar otak  beberapa kali dalam melakukan optimisasi  melalui pendekatan multi  disiplin sebelum mengeluarkan uang dalam jumlah yang besar untuk investasi  baru.

Selamatkan laut kita

Di dalam laut terdapat bervariasi sumberdaya hayati yang menyusun biota lingkungan perairan. Di antaranya adalah biota yang hidupnya menempel pada tegakan atau substrat yang terendam di dalam air laut dan kehadiraanya merupakan peristiwa alam yang wajar. Biota tersebut terdiri atas bakteri, tumbuhan, dan hewan (Puspitasari, 1997).

Dari segi kepentingan manusia, kehadiran biota penempel dapat mengganggu atau merugikan karena penempelannya tidak terbatas pada benda-benda alami. Penempelan pada benda-benda di bawah permukaan laut dapat menimbulkan pengotoran biologis yang disebut biofouling (Puspitasari, 1997).


Pengertian lain, biofouling merupakan akumulasi dan penumpukan dari mikroorganisme, tanaman dan binatang pada fase dewasa yang melekat sementara maupun tetap di atas permukaan substrate (material yang ditempeli biofouling) dan mengotori benda-benda yang terendam air laut (Heriansyah, 2007).


Biofouling dapat dibagi menjadi 2 yaitu mikrofouling yaitu pembentukan biofilm dan pelekatan oleh bakteri, makrofouling yaitu penyerangan organisme lebih besar dan bersifat merusak contohnya, barnakel (sejenis kerang-kerangan), remis, cacing polychaeta, dan rumput atau ganggang laut. Bersama-Sama, organisme ini membentuk suatu kumpulan pencemar (fouling community) (Wikipedia, 2009).


Biofouling dapat terjadi di sumur-sumur bawah tanah, dan di bagian luar dan bagian dalam ocean-laying pipa, serta di dasar kapal. Biofouling juga terjadi pada permukaan tempat hidup organisme laut, dikenal sebagai epibiosis (Yeti, 2008).


Menurut Heriansyah (2007) menyatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan biofouling diantaranya yaitu:
1. Kedalaman air laut
2. Karateristik air laut
3. Komposisi kimia air laut
4. Sifat fisik air laut
• pH
• temperatur air laut
• tekanan air laut


Gerakan air laut
• arus dan gelombang
• tinggi, rendah gelombang
• pasang surut

Faktor-faktor tersebut membuat pertumbuhan biofouling begitu cepat dan kemudian masalah lanjutan yang ditimbulkannya dapat jauh lebih berat dari sekedar kerak atau korosi, daya hambat tranfer panasnya bisa 1:5 (5x) dibandingkan dengan kerak (scale). Disamping itu beberapa jenis atau strain bakteri ada yang dapat merusak atau memakan besi yaitu bakteri Desulphovibrio dan ada juga yang sangat berbahaya bagi manusia yaitu Legionella pneumophilia yang menyebabkan penyakit infeksi pernapasan pada manusia yang disebut sebagai “sick building syndrome” atau Legionnaire disease (Anonim). 


Keberadaan biota penempel (biofouling) pada kapal dan berbagai konstruksi buatan manusia di laut dapat menimbulkan masalah baik secara ekonomis, operasional yaitu adanya biota penempel pada lambung kapal yang telah berlayar 6-8 bulan dapat menyebabkan kecepatan kapal berkurang sampai 50% sehingga konsumsi bahan bakar meningkat sampai dengan 40%. Berkurangnya kecepatan kapal mengakibatkan tertundanya waktu berlayar selama 10-15% dari total waktu berlayar. Keberadaan biota penempel pada dasar atau lambung kapal juga mempercepat kerusakan mesin dan hilangnya waktu sekitar satu bulan setiap tahun untuk docking kering (Maley, 1947; dalam Puspitasari, 1997).


Berbagai metode sebagai upaya penanggulangan untuk mencegah dan menghilangkan biofouling terus dikembangkan. Dalam rangka memperkecil dampak pencemar (foulers), banyak struktur di dalam air dilindungi dengan antifouling mantel. 


Salah satu metode yang banyak digunakan oleh kalangan luas adalah aplikasi cat pelindung antifoulant komersial yang komponen utamanya adalah logam berat seperti, TBT (tri-n-butyl tin). Sayangnya, belakangan ini banyak penelitian telah membuktikan bahwa senyawa TBT tidak hanya toksik terhadap biota penempel tetapi juga membahayakan berbagai organisme non-target lainnya. Oleh karenanya, untuk mencegah terjadinya gangguan atau kerusakan yang lebih besar terhadap lingkungan hidup di laut, beberapa negara maju telah melarang penggunaan cat yang mengandung senyawa TBT ini untuk kapal dan instalasi marikultur (Yeti, 2008).


Pelarangan organotins seperti TBT dan triphenyltin ( TPT), dan biosida lain yang beracun adalah suatu masalah menjengkelkan bagi industri perkapalan; untuk itu hal tersebut menjadi suatu tantangan utama untuk produsen mantel untuk mengembangkan teknologi alternatif untuk mencegah pencemaran pada dasar atau lambung kapal (Wikipedia, 2009).


Salah satu cara antifouling yang aman dan tidak berbahaya bagi biota laut lainnya maka digunakanlah mikroba yang dapat menghasilkan senyawa antifouling. Mikroba tersebut adalah salah satu jenis bakteri karang, yang mana informasi tentang bakteri tersebut akan dijelaskan pada bab selanjutnya.

1.2 Masalah
Yang menjadi permasalahan dalam hal ini yaitu:
1. Apa sesungguhnya permasalahan dari biofouling?
2. Apa yang dimaksud dengan antifouling?
3. Jenis bakteri apakah yang mampu menghasilkan senyawa antifouling alami yang aman bagi biota laut lainnya?

1.3 Tujuan
Mengetahui jenis mikroba atau bakteri yang mampu menghasilkan senyawa antifouling alami yang aman bagi biota laut lainnya.

1.4 Manfaat
Manfaat yang didapat dari makalah ini adalah untuk memberi informasi tetang biofouling, antifouling, dan mikroba yang berperan sebagai penghasil senyawa antifouling untuk membasmi biota penempel pada lambung atau dasar kapal.

II. PEMBAHASAN
Biofouling dapat berupa lendir (slime) atau lumut (algae) dan bakteri atau mikroorganisma lain yang tumbuh di sistem pendingin. Biofouling sebagai hasil dari proses penempelan organisme fouling pada berbagai struktur di lingkungan laut telah menimbulkan banyak kerugian bagi pelaku industri kelautan.Untuk itu digalakkan upaya penanggulangan untuk mencegah dan menghilangkan biofouling terus dikembangkan.


Upaya penanggulangan tersebut yaitu dengan menggunakan antifouling. Sebelumnya, antifouling adalah antiorganisme penempel alami dimana berarti terdapat proses memindahkan akumulasi biofouling, atau mencegah terjadinya akumulasi biofouling. 


Dalam rangka memperkecil dampak pencemar (foulers), banyak struktur di dalam air dilindungi dengan mantel antifouling. 


Salah satunya yaitu aplikasi cat pelindung antifoulant komersial yang komponen utamanya adalah logam berat seperti, TBT (tri-n-butyl tin), tembaga, telah berkembang menjadi masalah baru sehingga memerlukan cat pelindung yang ramah lingkungan. Telah dinyatakan sebelumnya bahwa TBT membahayakan yaitu selain merusak hewan target (fauna penempel) juga merusak biota laut lainnya. Penemuan Claudia menjadi awal dilakukannya penelitian yang intensif terhadap dampak negatif TBT terhadap biota laut. Penelitian-penelitian itu dilakukan terhadap biota laut, mulai dari biota laut yang cukup sederhana seperti plankton, tunikata, sponge, anemon (mawar laut), sampai hewan tak bertulang belakang yang cukup maju seperti karang, bulu babi, bintang laut, keong, kerang-kerangan, hingga pada ikan seperti ikan salmon, trout, dan tuna. Hasil penelitian yang mengejutkan ditemukan pada keong. Keong-keong yang tercemar dengan TBT mengalami gejala yang disebut imposex (imposition sex), yaitu perubahan kelamin betina menjadi kelamin jantan karena munculnya penis palsu (Yaqin, 2004).


Mengingat bahaya yang ditimbulkan oleh TBT, maka ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk melindungi rakyatnya dari pencemaran TBT. Salah satunya yaitu menyediakan dana yang besar untuk kegiatan penelitian penemuan zat antiorganisme penempel alami (natural anti-fouling). 


Indonesia mempunyai beraneka ragam biota laut yang berpotensi menghasilkan natural anti-fouling, seperti bulu babi, bintang laut, bakteri dan sebagainya. Penelitian seperti itu tidak hanya bermanfaat bagi upaya penyelamatan kesehatan manusia, tetapi juga mempunyai keuntungan ekonomi tertentu. Penemuan itu nantinya akan menghasilkan natural anti-fouling yang layak jual, sebab kebutuhan dunia terhadap zat antifauna penempel sangat besar sekali (Yaqin, 2004).


Pada makalah ini akan membahas tentang biota laut yang berpotensi menghasilkan natural anti-fouling. Salah satunya adalah bakteri karang Pelagiobacter variabilis UPS3.37.


Bakteri Pelagiobacter variabilis merupakan bakteri halofilik gram negatif yang diisolasi dari makroalga. Bakteri P. variabilis ini mampu memproduksi antibiotik pelagiomicin. Bakteri tersebut berasosiasi dengan organisme di lingkungan laut diketahui menghasilkan metabolit sekunder sebagai sumber senyawa alternatif antifoulant. Bakteri Pelagiobacter variabilis UPS3.37 digunakan sebagai bahan ekstrak kasar yang diformulasikan dengan cat untuk uji mikrofouling dan makrofouling di lapangan. 


Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kasar P. variabilis UPS3.37 mempunyai aktifitas antifouling terhadap bakteri fouling. Pada uji makrofouling menunjukkan bahwa pemberian ekstrak kasar tanpa campuran cat mampu menurunkan jumlah penempelan barnakel atau biota penempel. Terlihat adanya pola semakin tinggi konsentrasi ekstrak kasar semakin meningkatkan aktivitas antifouling. Berdasarkan karakter fenotip tersebut, bakteri P. variabilis UPS3.37 dapat digunakan sebagai organisme probiotik untuk antifouling di dalam menghilangkan penempelan bakteri pada lambung kapal (Sabdono, 2007).

Gambar: Lambung kapal yang korosif akibat biota penempel (biofouling).

III. PENUTUP


Berdasarkan uraian di atas, jelas bahwa untuk menanggulangi biota penempel yang terdapat di dasar kapal tidak hanya dengan menggunakan bahan-bahan antifoulant komersial yang terbuat dari logam berat yang dampak mematikan bagi biota laut non-target tetapi alternatif lain penanggulangan yang lebih aman, kita dapat memanfaatkan biota yang telah ada di dalam laut sendiri sebagai agen antifouling. Yang salah satunya yang telah kita bahas adalah dengan menggunakan bakteri karang jenis Pelagiobacter variabilis. 


Dari hasil penelitian, bakteri karang P. variabilis mampu menanggulangi biofouling yang menempel pada dasar kapal. Ekstrak kasar bakteri karang Pelagiobacter variabilis dijadikan sebagai agen antifouling alami yang bisa dikatakan tidak membahayakan organisme laut nontarget lainnya.


Jadi, dapat dikatakan bahwa penanggulangan biofouling yang terdapat di dasar kapal tersebut merupakan pemanfaatan dari bioteknologi. Bioteknologi dapat digunakan untuk menanggulangi masalah dengan dua cara. 



Pertama, akar penyebabnya dapat diserang dengan memakai metode produksi yang lebih berorientasi kepada bioteknologi, yang bersifat lebih sedikit menimbulkan polusi. Kedua, mikroba dapat dimanfaatkan sebagai agen pembersih yang rakus, yang akan meniadaan semua jenis polutan. Hal ini berarti suatu penanggulangan dengan bahan alami yang tentunya tidak berdampak negatif bagi organisme non target lainnya, sehingga keberlangsungan hidup organisme non-target tetap terjaga di lingkungannya.







Kapal harus di Class kan BKI

Setiap kapal yang diklasifikasikan ke BKI memiliki notasi kelas yang tercantum dalam sertifikat kelas.
Penetapan tanda kelas tergantung pada pembuktian terpenuhinya peraturan konstruksi BKI yang berlaku pada tanggal permohonan.
BKI berhak menambahkan tanda khusus dalam sertifikat kelas.
Dalam jangkauan klasifikasi, ciri-ciri lambung, mesin dan perlengkapan jangkar ditunjukkan dalam tanda kelas dan notasi yang dibubuhkan pada tanda kelas.

Penetapan tanda kelas
Contoh penetapan tanda kelas yang lengkap untuk lambung, mesin, perlengkapan jangkar dan instalasi pendingin adalah sebagai berikut :

 Tanda KelasNotasi
Lambung+ A100Oil Tanker
Mesin+ SMOT
Instalasi PendinginSMP 

Tanda Kelas
Tanda kelas lambung dilambangkan dengan kode sebagai berikut :
[Kode Penerimaan] [Persyaratan Lambung] [Perlengkapan Tambat]
Kode Penerimaan terbagi dalam :
 berarti kapal lambung dibangun dibawah pengawasan dan sesuai dengan peraturan klasifikasi selain BKI yang diakui
 berarti Lambung dibangun dibawah pengawasan dan sesuai dengan peraturan konstruksi BKI, dari bahan yang telah diuji oleh BKI sesuai dengan peraturan.
 berarti selain dua hal tersebut diatas.
berarti kapal yang dilengkapi dengan perhitungan daya apung cadangan dari setiap kompartemen atau kelompok kompartemen.

Persyaratan Lambung terbagi dalam :
berarti lambung kapal seluruhnya sesuai dengan persyaratan peraturan konstruksi BKI atau peraturan lain yang dianggap setara
berarti lambung kapal tidak sepenuhnya sesuai atau sudah tidak lagi sepenuhnya memenuhi persyaratan peraturan konstruksi BKI namun kelas teteap dapat dipertahankan untuk periode yang diperpendek dan atau dengan interval survey yang lebih pendek

Perlengkapan Tambat terbagi dalam
berarti kapal yang perlengkapan jangkarnya yaitu jangkar, rantai jangkar dan mesin jangkar sepenuhnya memenuhi persyaratan peraturan konstruksi BKI.
berarti kapal yang perlengkapan jangkarnya tidak sepenuhnya atau tidak lagi sepenuhnya memnuhi persyaratan peraturan konstruksi BKI, akan tetapi fungsi keselamatan dan kondisi laik-laut dalam pemakaian terpenuhi.
 atauuntuk kapal ikan
untuk kapal pelayaran khusus (contoh : Kapal Kecepatan Tinggi)
berarti kapal tidak mempunyai perlengkapan jangkar. contoh : pontoon.

Tanda kelas mesin dilambangkan dengan kode sebagai berikut :
[Kode Penerimaan] [Persyaratan Mesin]
Kode penerimaan mesin sama dengan kode penerimaan lambung
Persyaratan Mesin terbagi dalam :
berarti instalasi mesin dan semua instalasi yang tercakup oleh klasifikasi memenuhi persyaratan peraturan konstruksi BKI atau peraturan lainnya yang dianggap setara.
berarti instalasi mesin untuk kapal tanpa penggerak sendiri dan alat apung memenuhi persyaratan peraturan konstruksi BKI atau peraturan lainnya yang dianggap setara.
berarti instalasi mesin tidak sepenuhnya memenuhi atau tidak lagi sepenuhnya memenuhi persyaratan peraturan konstruksi BKI akan tetapi fungsi keselamatan dan kelaikan di laut terjamin dalam pemakaian.
berarti instalasi mesin untuk kapal tanpa penggerak sendiri dan alat apung tidak sepenuhnya memenuhi atau tidak lagi sepenuhnya memenuhi persyaratan peraturan konstruksi BKI akan tetapi fungsi keselamatan dan kelaikan di laut terjamin dalam pemakaian.

Tanda kelas instalasi pendingin terbagi dalam :
Kapal barangberarti instalasi pendingin muatan baik yang menyangkut lambungmaupun mesin sepenuhnya memenuhi persyaratan peraturan untuk instalasi pendingin.
berarti instalasi pendingin muatan tidak sepenuhnya atau tidak lagi seluruhnya memenuhi persyaratan peraturan konstruksi BKI, akan tetapi fungsi keselamatan dan kondisi laik-laut dalam pemakaian terpenuhi.
Kapal ikanberarti baik untuk hal yang berkenaan dengan lambung maupun mesin, instalasi pendingin muatan kapal ikan sepenuhnya sesuai dengan persyaratan peraturan konstruksi BKI
berarti instalasi pendingin muatan dari kapal ikan tidak sepenuhnya atau tidak lagi seluruhnya memenuhi persyaratan peraturan konstruksi BKI, akan tetapi fungsi keselamatan dan kondisi laik-laut dalam pemakaian terpenuhi.

Notasi
Notasi merupakan tambahan pada tanda kelas yang dicantumkan didalam sertifikat lambung maupun mesin.
Notasi tambahan lambung bisa berupa salah satu atau lebih dari notasi-notasi berikut :
Daerah pelayaran
 SamuderaDaerah pelayaran ini untuk pelayaran samudera bebas tanpa batas.
PSamudera TerbatasDaerah pelayaran ini secara umum, adalah pelayaran sanudera terbatas, dengan syarat jarak terdekat ke pelabuhan perlindungan dan jarak dari pantai tidak melebihi 200 mil laut, atau pelayaran di perairan Asia Tenggara, Laut Tengah, Laut Hitam, Laut Karibia dan laut lain yang sama kondisinya.
LLokalDaerah pelayaran ini secara umum adalah pelayaran sepanjang pantai, dengan syarat jarak terdekat ke pelabuhan perlindungan danjarak dari pantai tidak melebihi 50 mil laut, serta untuk pelayaran dalam laut tertutup, seperti perairan Kepulauan Riau dan perairan lain yang sama kondisinya.
TTenangDaerah pelayaran ini terbatas pada perairan tenang, teluk, pelabuhan atau perairan yang sama dimana tidak terdapat ombak yang besar.
DPedalamanDaerah pelayaran ini berlaku untuk kapal yang hanya digunakan di perairan pedalaman

Jenis Kapal : seperti "Oil Tanker", "General Cargo", "Bulk Carrier", "Passengger Ship", dll

Material :
 Steel
HTSHigh Tensile Steel
ALAluminium
FRPFiber Reinforced
KKayu

Notasi tambahan mesin bisa berupa salah satu atau lebih dari notasi-notasi berikut :
Otomasi :
OTInstalasi mesin dilengkapi dengan perlengkapan untuk kamar mesin yang tidak dijaga, sehingga tidak diperlukan pengoperasian dan/atau perawatan untuk periode paling kurang 24 jam.
OT-nhWaktu tanpa penjagaan di kamar mesin dan tanpa perawatan peralatan kurang dari 24 jam dengan tandanh menunjukkan bahwa kamar mesin boleh tanpa penjagaan selama n jam.
OT-SInstalasi mesin dioperasikan dengan kehadiran tetap di ruang kendali mesin (kendali terpusat) dan dilengkapi dengan sistem kendali jarak jauh dari anjungan untuk mesin penggerak utama atau pengaturan untuk olah gerak dari ruang kendali mesin.
  sumber: BKI indonesia